Kamis, 26 Desember 2013

Segmentasi dan Morula pada Katak

Gambar 1. pembelahan pertama
Tipe telur katak adalah telolesithal, sehingga pembelahannya adalah total dan tidak ekual. Blastomer yang dihasilkan tidak sama besar. Setelah telur katak difertilisasi, maka terbentuklah daerah yang berwarna lebih muda atau kelabu yang disebut daerah kelabu atau grey crescent yang bentuknya seperti bulan sabit. hal ini terjadi karena ada pigmen yang terbawa masuk dengan masuknya sperma, sehingga lapisan pigmen yang berada bertentangan dengan tempat masuknya sperma akan bergeser ke atas (Machmudin, dkk.: 2011).

Blastulasi pada Katak

Gambar 1: morula

Ilustrasi diatas merupakan gambar morula, yang terdiri dari kurang lebih 70 sel. Setelah mengalami tahap morula, sel-sel akan terus aktif membelah hingga terbentuk 128 sel, dimana sel telah mempunyai  rongga. Sebanyak 128 sel yang telah memiliki rongga tersebut dinamakan blastula, dan rongganya disebut blastocoel. 
Menurut Nieuwkoop, fungsi rongga blastula adalah membatasi interaksi antara bakal ektoderemdan sel-sel endoderem pada cincin marginal yang mengelilingi tepi blastocoel. Amphibia memiliki tipe telur telolesithal, sehingga telur katak akan membentuk blastula tipe coeloblastula berlapis banyak.

Gastrulasi pada Katak

Gastrulasi adalah suatu proses yang dinamis, dimana berlangsung migrasi sel-selatau lapisan sel-sel secara terintegrasi yang dilakukan melalui berbagai macam gerakan-gerakan morfogenik. Seiring dengan berlangsungnya gastrulasi, juga berlangsung proses differensiasi (Adnan, 2009). Istilah gastrula berasal dari kata gastrum atau gaster yang berhubungan dengan pencernaan, karena pada tingkat ini terbentuk rongga yang kelak akan menjadi saluran pencernaan. Rongga pada gastrula disebut gastrocoel atau archenteron.



Amphibia memiliki tipe telur telolesital, yaitu yolk banyak terhimpun di kutub vegetatif. Pembelahan telur unequal, pembelahan terjadi secara menyeluruh dari kutub anima ke kutub vegetatif, tetapi blastomer yang dihasilkan tidak sama besar. Gastrulasi pada katak yang merupakan amphibia ditandai dengan terbentuknya sobekan yang disebut indentasi  di bawah bidang equator. Di sanalah terjadi proses invaginasi, sehingga terjadi migrasi lapisan sel ke bagian dalam.

Gambar 1: Indentasi pada blastula

Neurulasi pada Katak



Tahap ini terjadi setelah gastrulasi. Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi sistem saraf pusat. Neurulasi sering juga disebut dengan proses awal pembentukan sistem saraf yang melibatkan perubahan sel-sel ektoderm bakal neural pusat. Berikut merupakan tahapan Neurulasi pada katak.

Gambar 1. Neurulasi tahap awal
Neurulasi pada amphibia diawali dengan terbentuknya notocord dari mesoderm bagian dorsal yang berkondensi persis diatas gastrocoel atau arkenteron.

Organogenesis pada Katak

Organogenesis adalah proses pembentukan organ-organ tubuh dari tiga lapisan-lapisan lembaga yang dihasilkan dari proses Grastulasi yaitu lapisan ectoderm sebelah luar, endoderm disebelah dalam, dan mesoderm ditengah. Organogenesis atau Morphogenesis adalah gabungan dua periode yaitu:

1. Periode antara
Terjadi transformasi dan differnsiasi bagian tubuh embrio dari bentuk primitive (bembrio) menjadi definitive (fetus). Pada periode ini embrio akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu species.

2. Periode Akhir
Penyelesaian bentuk definitive sehingga menjadi ciri sesuatu individu. Pada periode ini embrio mengalami pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter fisik dan Psikis) serta roman wajah yang khusus bagi setiap individu.

Proses yang terjadi pada Organogenesis melalui tahapan transformasi dan differensiasi embryo primitive yaitu:
1. Extensi dan pertumbuhan bumbung-bumbung yang terbentuk pada tabulasi.
2. Evaginasi dan invaginasi daerah tertentu setiap bumbung
3. Pertumbuhan yang tak merata pada berbagai daerah bumbung
4. Perpindahan sel-sel dari satu bumbung ke bumbung lain atau kerongga antara bumbung-bumbung.
5. Pertumbuhan alat yang terdiri dari berbagai macam jaringan, yang berasal dari berbagai bumbung.
6. Pengorganisasian alat-alat menjadi sistem: Sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem urogenitalia dll.
7. Penyelesaian bentuk luar (morfologi, roman) embryo secara terperinci, halus, dan Individual.

Dari uraian diatas dapat dikatakan setelah proses grastulasi maka hasil dari proses itu yakni ectoderm, mesoderm, dan endoderm sebelum menjadi organ maka akan melewati proses yang diatas. 



NO.
Lapisan
Bumbung
Organ
1.
Ektoderm
Bumbung epidermis
Lapisan epidermis kulit dan derivatnya (kuku, sisik, bulu, tanduk,cula,taji), Kelenjar kulit,lensa mata, alat telinga dalam, indra pembau, dan indra raba. Stomodeum menumbuhkan mulut dan derivatnya (gigi), kelenjar ludah, indra pengecap.
Bumbung neural
Otak, sum-sum tulang belakang, bagian persarafan indra (mata, telinga, hidung, dan raba), Chromatophore kulit, alat-alat tubuh yang berpigment.
2.
Mesoderm
Bumbung mesoderm
Jaringan pengikat dan penunjang, jaringan otot, Gonad dan saluran kelanjar-kelanjar, ginjal dan ureter, lapisan rongga tubuh dan selaput-selaput (pleura, pericardium, peritoneum, msentrium), jaringan ikat dalam alat-alat seperti hati,pancreas, dan kelenjar buntu. Lapisan dentin,cementum, dan periodontium gigi,bersama pulpanya.
3.
Endoderm
Bumbung endoderm
Lapisan epitel seluruh pencernaan dari faring sampai rectum, kelenjar-kelenjar pencernaan, hepar, pancreas, serta kelenjar lender yang mengandung enzim dalam esophagus, gaster, dan intestinum.Lapisan epitel paru atau insang. Cloaca yang menjadi muara ketiga saluran(ureter, rectum, dan ductus genitalis). Lapisan epitel vagina, vesica urinaria, dan kelenjar-kelenjarnya.




Organogenesis Katak

Organogenesis katak sendiri terjadi dimulai dari setelah selesainya proses grastulasi yang menghasilkan ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Setelah itu lapisan-lapisan tersebut mengalami differensiasi atau dinamakan tahapan neurulasi dimana lapisan ectoderm akan menebal dan melipat membentuk neural plate yang akan berkembang menjadi neural crest yang merupakan bakal dari otak dan sum-sum tulang belakang dan dari lapisan ini juga akan berkembang insang, kuping, alat optic dan saluran eustachius. Di waktu yang sama juga terjadi delaminasi khordamesoderm yang menghasilkan pembentukan notokord dan dua lapisan mesoderm dorsal dan lateral. Mesoderm dorsal akan membentuk muskulatur hewan dan jaringan ikat. mesoderm lateral membentuk nefrotom yang kelak akan berkembang menjadi ginjal pronefros dan sistem urogenital. Mesoderm juga berperan sebagai mesenkim yang akan membentuk pembuluh-pembuluh darah dan sistem mesodermal lainya.  Sedangkan endoderm akan membentuk saluran pencernaan yang teridi dari tiga bagian yaitu foregut, midgut, dan hindgut. Foregut akan mengalami perkembangan menjadi mulut dan rongga hidung. Midgut akan menjadi usus halus dan usus buntu sedangkan hindgut akan menjadi colon,rectum, dan kloaka.
Itulah tahapan Organogenesis awal dimana terjadi differensiasi dari ketiga lapisan yang terbentuk dari proses grastulasi menjadi calon-calon organ dari katak. Untuk tahapan perkembangan selanjutnya dapat dilihat seperti gambar yang dimulai dari nomor 16 sampai 22 dibawah ini: 

Teratologi pada Katak (Amphibia)

Teratologi merupakan salah satu dari cabang embriologi yang khusus mengenai pertumbuhan struktur abnormal yang luar biasa.

Kejadian kelainan bentuk karena beberapa hal diantaranya:

1. Gangguan pertumbuhan ditengah jalan
2. Terhentinya pertumbuhan di tengah jalan

3. Kelebihan pertumbuhan

4. Salah arah diferensiasi

Beberapa jenis anomali, yaitu:


Gametogenesis pada Katak (Amphibia)

Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet (sel kelamin) yang terdiri dari spermatogenesis dan oogenesis. Pada amfibia khususnya katak dan kodok.

Gambar 1: Sistem reproduksi pada katak jantan dan betina



1.  Spermatogenesis
Organ reproduksi pada katak jantan merupakan sepasang testis yang berbentuk oval dan berwarna kuning keputih-putihan. Testis tersebut terletak disebelah atas ginjal yang digantungkan oleh mesorsium. Sperma yang dihasilkan testis berjumlah sepasang dan nantinya akan disalurkan ke dalam vas deferens, yang selanjutnya akan bermuara di kloaka. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara).
Spermatogenesis pada katak, tidak jauh berbeda dengan spermtogenesis pada hewan vertebrata lainnya. Perbedaannya hanya terletak pada susunan tubulus seminiferus. Setelah spermatogonia dibentuk, spermatogonia akan menjadi spermatosit primer yang kemudian bergerak ke tubulus seminiferus. Pada fase ini terjadi duplikasi DNA, kemudian mengalami meiosis I dan menghasilkan 2 spermatosit sekunder yang haploid. Spermatid (n) terbentuk setelah spermatosit sekunder mengalami meiosis II. Selama proses spermiogenesis, ekor pada spermatid mulai terbentuk. Jika semua bagian pada sperma telah terbentuk maka sel tersebut telah menjadi spermatozoa.  

2.  Oogenesis
Pada katak betina, oogenesis membutuhkan waktu selama 3 tahun. Dua tahun pertama, oosit tumbuh dan berkembang secara bertahap dan pada tahun ketiga, pertumbuhan oosit meningkat yang menyebabkan yolk menjadi besar.
Telur dihasilkan di dalam ovarium. Sel oogonia yang bersifat diploid membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Kemudian ribuan oosit primer memulai suatu periode pertumbuhan yang masing-masing oositnya terselubung dalam seberkas sel yang disebut folikel. Bahan makanan dialihkan dari sel-sel folikel tersebut ke oosit yang sedang tumbuh. Ketika tahap ini selesai, sel telur diselubungi oleh membran vitelin.
Pada kebanyakan hewan akuatik dan amfibia proses tersebut terjadi sekali setahun. Sel telur katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.

Fertilisasi pada Katak

Gambar 1 : katak sedang melakukan pembuahan

Ilustrasi diatas merupakan cara katak melakukan fertilisasi. Telah disinggung sebelumnya, bahwa katak melakukan fertilisasi secara eksternal. nah sebenernya apa fertilisasi itu?
Fertilisasi merupakan peleburan sperma dengan sel telur atau lebih dikenal juga dengan pembuahan. Fertilisasi terdiri dari fertilisasi internal dan fertilisasi eksternal.
Fertilisasi eksternal banyak ditemui pada beberapa species dari kelas Pisces dan Amfibia (misalnya katak). Fertilisasi eksternal biasanya sel telur (ovum) dibentuk dalam jumlah besar/banyak, karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara internal dan dapat pula terjadi karena hewan tersebut tidak memiliki alat kelamin luar. Fertilisasi eksternal memerlukan media air atau tempat yang basah.

Pada katak, saat akan melakukan fertilisasi, katak jantan akan menempel pada punggung betina sambil menekan perut betina dengan menggunakan kaki bagian depan dan merangsang pengeluaran telur kedalam air. Setiap telur yang dikeluarkan diseliputi oleh selaput telur (membran vitelin). Hal tersebut dikenal dengan amplexus. Bersamaan dengan itu, katak jantan akan mengeluarkan sperma untuk membuahi sel telur tersebut, sehingga terjadilah fertilisasi.

Gambar 2: Fertilisasi pada katak

Bagaimana Katak/Kodok Melakukan Reproduksi?

Kodok dan katak, termasuk hewan yang berhasil hidup di daratan. Namun ia tidak dapat bertahan terlalu lama di daratan, oleh sebab itu ia masih memerlukan air sebagai tempat hidupnya.

Katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakan induknya di air, atau di tempat-tempat basah lainnya. Bisanya kodok-kodok dari jenis kodok pegunungan menyimpan telurnya diantara lumut-lumut yang basah. Sementara dari jenis kodok hutan lain menitipkan telurnya diatas punggung kodok si jantan yang lembab, di mana si jantan akan selalu menjaga dan membawanya hingga menetas, bahkan hingga menjadi kodok kecil. Biasanya kodok dalam sekali bertelur akan menghasilkan 5000-20000 telur yang berlangsung sebanyak 3 kali dalam setahun.



Gambar 1: Katak Epipedobates tricolor yang sedang melakukan kawin 

Perkembangan Katak

Katak (Lahir Sampai Dewasa)


Gambar 1. Metamorfosis pada Katak

Katak selayaknya makhluk hidup lain mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pada katak dan beberapa makhluk hidup lainnya, perkembangan katak sejak telur hingga menjadi katak dewasa diketahui sebagai tahapan metamorfosis. Berikut adalah tahapan-tahapan tersebut.

Proses Metamorfosis Pada Katak

 
Metamorfosis Katak
Katak merupakan salah satu hewan amfibia yang paling populer. Saat kanak-kanak, biasanya kita mengejar katak dan menjadikannya sahabat saat bermain. Namun beranjak dewasa, pola pikir terhadap katak berubah dan kita menganggapnya sebagai salah satu binatang yang menjijikan. Hal ini boleh jadi dikarenakan kulitnya yang berlendir. Banyak di antara kita yang gagal membedakan yang mana katak dan yang mana kodok. Memang sepintas keduanya mirip. Meski demikian, jika Anda jeli Anda akan dengan mudah menemukan perbedaannya. Katak sendiri memiliki kulit yang kasar dengan bintil hingga berbingkul. Ia memiliki kulit yang cenderung kering dan kaki pada bagian belakangnya cenderung pendek. Hal sebaliknya terdapat pada kodok. Ia memiliki kulit yang lembab berlendir, kaki belakang yang panjang dan tubuh yang bulat atau gempal. Meski dibedakan, namun metamorfosis katak dan juga kodok sama saja. Hidup mereka dimulai dari telur kemudian menjadi kecebong atau berudu dan kemudian menjadi katak atau kodok yang dewasa.

5 Katak dan Kodok Terunik di Dunia

Ada 4.800 spesies katak dan lebih dari 5.000 spesies kodok di bumi ini. Namun sebelumnya jarang orang yang tidak bisa membedakan antara katak dan kodok, karena mereka adalah dua spesies amfibi yang berbeda. Katak umumnya berkulit halus, lembap, dengan kaki belakang (Tungkai belakang) yang panjang berguna untuk melompat. Sebaliknya kodok umumnya berkulit kasar/berbintil-bintil seperti bisul, biasanya kulitnya kering, dan kaki belakangnya biasanya pendek meskipun beberapa jenis memiliki kaki yang panjang, sehingga kebanyakan kurang pandai melompat jauh. Berikut uniknya.com merangkum 5 katak dan kodok unik di dunia:

1. Katak Surinam


Kodok surinam merupakan binatang amfibi yang banyak ditemukan di kawasan hutan tropis Amazon. Kodok dengan nama lokal ‘pipa-pipa’ ini memiliki ukuran besar, tubuhnya mampu tumbuh hingga 20 cm waduh! Kodok Amazon bermata kecil dengan tubuhnya yang pipih, memiliki tubuh pipih berwarna coklat. Berbeda dengan kodok Amazon lainnya, ‘Pipa-pipa’ tidak memiliki lidah dan gigi taring. Uniknya lagi jika kodok jantan yang lain merayu calon betinanya dengan suaranya, jantan pipa-pipa menggunakan dua tulang ditenggorokan untuk menghasilkan suara yang khas. Dua tulang tersebut beradu hingga menghasilkan suara dengan nada tinggi.

Cara bereproduksinya pun unik, kodo jantan akan menempel di atas punggung kodok betina yang berada di dalam air. Kedua pasangan tersebut akan melompat beberapa kali di atas air, dan setiap lompatan si betina akan melepaskan telur. Dan setiap telur yang terlepas akan menempel ditubuh mereka, telur tersebut kemudian bergerak dan memasuki bagian tubuh yang menyerupai kantung. Dan nantinya anak-anak kodok akan menetas dan keluar dari kantung induk mereka.


2. Glass Frog (Kodok Kaca)


Katak dengan penampilan fisik yang unik ini dikenal dengan sebutan katak kaca atau katak transparan (centrolinadae), mereka mendiami kawasan basin di hutan tropis Amazon. Sebenarnya katak kaca ini berwarna hijau, namun karena kulitnya tipis dan transparan maka organ dalam tubuhnya dapat terlihat dari luar. Dengan kulitnya yang transparan maka katak kaca ini mudah melakukan kamuflase, sehingga mereka dapat terhindar dari pemangsa. Sinar matahari akan menembus bagian kulit mereka, sehingga tubuh mereka akan selaras dengan tempat yang mereka diami.


10 Fakta dan Informasi Menarik tentang Katak


katak amfibi 150x150 10 Fakta dan Informasi Menarik tentang Katak
Katak adalah kelompok yang paling dikenal dari amfibi.
Katak hidup hampir di seluruh belahan dunia kecuali daerah kutub, beberapa pulau di tengah samudra, dan gurun terkering.
Berikut akan disajikan fakta mengenai katak yang perlu Anda ketahui.
1. Katak termasuk dalam Ordo Anura atau ordo terbesar dari tiga kelompok amfibi.
Ada tiga kelompok amfibi. Kadal air dan salamander (Ordo Caudata), caecilian (Ordo Gymnopiona), serta katak dan kodok (Ordo Anura).
Dari sekitar 6.000 spesies amfibi, sekitar 4.380 termasuk dalam Anura.
2. Tidak ada perbedaan taksonomi antara katak dan kodok.
Istilah “katak”, dan “kodok” merupakan istilah informal dan tidak mencerminkan adanya perbedaan taksonomi.
Secara umum, kodok digunakan untuk menyebut spesies yang memiliki kulit kasar dan berkutil.
Sedangkan katak merupakan istilah untuk menyebut pada spesies yang memiliki kulit halus dan lembab.

Minggu, 22 Desember 2013

Katak Cantik dan Beracun

Gambar-gambar Katak Beracun di bawah ini penuh warna-warni yang indah. Semua ini jenis katak beracun. Di alam, racun ini berfungsi sebagai alat pertahanan terhadap pemangsa. Jadi waspada, jangan sembarangan menangkap.


Cara Memelihara Katak

Cara Memelihara Katak,Cara merawat Katak,Cara Memelihara kodok,Cara merawat kodok,katak,kodok,kandang katak,tangki katak
Katak ataupun kodok merupakan hewan amfibi yang eksotis, katak memiliki warna warna yang  menarik, cantik, manis apalagi bila katak tersebut sangatlah aktif. Saat ini sangat banyak yang  mencintai dan memelihara katak sebagai hewan peliharaan di rumah, namun cara merawat  katak tidak semudah yang kita bayangkan. Jangan pernah berharap bisa memelihara tanpa  memiliki pengetahuan yang cukup tentang katak itu sendiri, karena justru semakin cantik dan  eksotik katak tersebut maka semakin berbahaya bagi kita yang memeliharanya.

Banyak katak yang terlihat cantik dan eksotik namun ternyata memiliki racun yang mematikan,  makanya memelihara katak sebagai hewan kesayangan membutuhkan kepedulian dan  pengetahuan yang tinggi. Kita mesti mengetahui terlebih dahulu jenis katak yang akan kita  pelihara, jangan sampai kita salah memilih jenis katak yang kita pelihara. Katak yang cantik  belum tentu tepat untuk dijadikan peliharaan sebab sebagian besar mempunyai racun yang  tinggi, kecuali bila anda sudah tergolong ahli dalam memelihara katak, ini mungkin tantangan  tersendiri bagi anda. Berikut ini ada beberapa kiat cara merawat katak sebagai hewan  peliharaan di rumah.

Katak Beracun

Katak beracun dengan warna seperti biru safir, adalah nama umum dari sekelompok katak dalam keluarga Dendrobatidae yang merupakan katak asli Amerika Tengah dan Selatan.

Karakteristik Katak Beracun
Tidak seperti kebanyakan katak lainnya, spesies yang aktif di siang hari, dan sering menunjukkan tubuh berwarna cerah. Walaupun semuadendrobatids setidaknya agak beracun di alam liar, tingkat toksisitas bervariasi dari satu spesies ke berikutnya, dan dari satu populasi yang lain. Banyak spesies yang kritis dan terancam punah. Amfibi ini sering disebut katak panah oleh pribumi indian akibat penggunaan sekresi beracun mereka untuk meracuni ujung panahnya.
Sebagian besar katak berjenis ini mempunyai ukuran tubuh sebesar 1,2 cm untuk katak dewasa, meskipun terdapat katak yang berukuran hingga 6 cm. Ukuran rata-rata berat mereka sekitar 2 gramKatak ini selain berwarna cerah juga menampilkan pola aposematik untuk memperingatkanpemangsa potensial. warna terang mereka berhubungan dengan mereka dan tingkat toksisitas alkaloid.Katak seperti yang spesies Dendrobatesmemiliki tingkat alkaloid, sedangkan spesies Colostethus yang samar-samar berwarna dan tidak beracun.
Berkas:Blue-poison.dart.frog.and.Yellow-banded.dart.frog.arp.jpg

Minggu, 15 Desember 2013

Kodok dan Katak

Kodok (bahasa Inggris: frog) dan katak alias bangkong (b. Inggris: toad) adalah hewan amfibia yang paling dikenal orang di Indonesia. Anak-anak biasanya menyukai kodok dan katak karena bentuknya yang lucu, kerap melompat-lompat, tidak pernah menggigit dan tidak membahayakan. Hanya orang dewasa yang kerap merasa jijik atau takut yang tidak beralasan terhadap kodok.
Kedua macam hewan ini bentuknya mirip. Kodok bertubuh pendek, gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki empat dan tak berekor (anura: a tidak, ura ekor). Kodok umumnya berkulit halus, lembap, dengan kaki belakang yang panjang. Sebaliknya katak atau bangkong berkulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul, kerapkali kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja, sehingga kebanyakan kurang pandai melompat jauh. Namun kedua istilah ini sering pula dipertukarkan penggunaannya.